⚾ Setiap Perkataan Adalah Doa
REMOOTshared a photo on Instagram: "Setiap perkataan adalah doa, setiap doa selalu dikabulkan 🙏 Jadi, hati2 dalam berbicara meskipun" • See 30 photos and videos on their profile.
Engkaumendengar doa-doa umat-Mu. Setiap perkataan kami bahkan yang belum terucap sekalipun, 'Kau tahu! Mengikut Yesus adalah perjalanan seumur hidup. Maka itu mari nikmati perjalanannya dengan berdoa, merenungkan, dan menyembah Dia. Bangkitkan iman kita. Bersyukurlah untuk penyediaan-Nya yang sempurna, ingat anugerah-Nya yang besar, dan
setiappatah perkataan itu ialah satu doa Assalamualaikum. Mother selalu cakap setiap apa yang kita cakap ialah satu doa. Sebab i selalu cakap benda2 yang ehehe yang tak baik la. "Yang dikatakan muslim itu adalah manusia selamat dari bahaya lidah dan tangannya". Imam Ali ra berkata: "Hati yang jahat terletak pada mulutnya,
Salahsatu contoh pengamalan asmaul husna dalam doa - doa yang dipanjatkan diantaranya sebagai berikut : 1. Ar Rahman (Yang Maha Pemurah) Kita dapat menerapkan dalam doa kita dengan cara mebaca 'Ar Rahman' dibaca sebanyak 100 kali setelah selasai mengerjakan sholat fardhu maka kita akan dihilangkan dari sifat lalai maupun lupa.
SetiapPerkataan adalah Do'a. Pada beberapa kesempatan, kekuatan do'a dapat disaksikan dengan begitu mudahnya. Beberapa cerita yang kami tulis berikut ini merupakan bukti nyata yang dinukil dari pengalaman menjalankan tugas menagih pajak daerah.
Perkataanadalah sebagian dari doa. Begitulah kira-kira sebuah pepatah yang seringkali saya dengar dari Ibunda tercinta ketika saya masih kanak-kanak. Beberapa bahkan mengatakan bahwa setiap perkataan adalah doa merupakan sebuah hadits. Namun hingga tulisan ini dibuat, saya pribadi belum menemukan sumber kuat yang mengatakan bahwa hal tersebut
Doaini adalah doa yang amat manfaat. Doa ini berisi hal meminta kemudahan pada Allah dan agar dimudahkan dalam ucapan serta dimudahkan untuk memahamkan orang lain ketika ingin berdakwah. Doa ini dari Nabi Musa ' alaihis salam. Namun doa ini bisa diamalkan pula oleh kita sebagaimana ditunjukkan oleh para ulama dalam berbagai kitab doa
Danmereka itu tidak mempunyai dalil atas apa yang mereka katakan bahwa bid'ah itu ada yang baik, kecuali perkataan sahabat Umar Radhiyallahu 'anhu pada shalat Tarawih : "Sebaik-baik bid'ah adalah ini", juga mereka berkata : "Sesungguhnya telah ada hal-hal baru (pada Islam ini)", yang tidak diingkari oleh ulama salaf, seperti mengumpulkan Al-Qur'an menjadi satu kitab, juga
رَبِّاشْرَحْ لِي صَدْرِي. Maksudnya adalah lapangkanlah, janganlah perkataan dan perbuatanku ini menyakiti dan janganlah hatiku ini terkotori dengan yang demikian, dan jangan pula hatiku ini dipersempit. Karena jika hati telah sempit, maka orang yang memiliki hati tersebut sulit memberikan hidayah (petunjuk ilmu) pada
SolatSebagai Asas Disiplin Diri. 'Solat' daripada sudut bahasa adalah doa atau memohon kebajikan dan juga pujian. dalam syarak, solat adalah perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan yang dimulai dengan takbir beserta niat dan diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat tertentu. Solat juga penghubung antara seseorang hamba dengan
SALAMMARIA ADALAH DOA YANG HEBAT. Anak laki-laki, protestan, berusia 6 tahun, sering mendengar temannya yang katolik mendoakan Salam Maria. Ia menyukainya sehingga ia menirunya, mengingatnya dan mendoakannya setiap hari. 'Lihat ibu, ini doa yang indah', ia berkata kepada ibunya suatu hari. 'Jangan pernah mengucapkannya', jawab ibunya.
Sekiranyaanda perhatikan maksud doa dalam kedua-dua situasi terakhir itu nampak macam sama sahaja. Tetapi sebutannya dalam bahasa Arab cukup berbeza. Perkataan walidaina memberi maksud dua orang ibu bapa kami. Ibu bapa yang dimaksudkan adalah orang yang sama kerana mereka berdua juga ibu dan bapa adik beradik anda.
YHlEGdp. Kata orang “Mulutmu Harimaumu, yang akan menerkammu”. Rasulullah Shallallahu’alaihiws allam bersabda” Yang dikatakan muslim itu adalah manusia selamat dari bahaya lidah dan tangannya”. Imam Ali Radhiallhu’anhu berkata”Hati yang jahat terletak pada mulutnya, dan mulut yang baik, terletak pada hatinya”. Terkadang kita sebagai manusia yang penuh dengan segala kekurangan dan kelebihan, akan selalu dihadapi dengan segala macam problematika kita menghadapi berbagai benturan yang sama sekali kehadirannya tidak diundang dan tidak terbersit dalam pikiran kita, dimana segala yang terjadi diluar prediksi kita sebelumnya. Disaat kita sedang menyupir mobil kita , tiba-tiba ditengah jalan ada saja mobil yang menyecocos, hal ini akan menimbulkan rasa sakit dihati kita, maka seringnya terjadi keluar kata-kata yang kurang enak kedengaran sama sekali ditelinga siapa saja mendengarnya, cacian makian akan keluar dari mulut kita dari lidah kita yang katanya tidak bertulang itu. Ketika seorang ibu, melihat kenakalan anak-anaknya, tanpa disadari juga keluar kata-kata yang sama sekali seharusnya hal itu tidak pantas dikeluarkan dari mulut seorang ibu terhadap anaknya” Anak sialan, anak kurang ajar, anak tak tau diuntung, bodoh..dsbnya…”, seorang ibu kurang menyadari akan sabda Rasulullah ” Kullu kalam addu’a, setiap perkataan itu adalah merupakan do’a”.Astagfirullaha ladziim, semoga kita bertaubat bila hal ini terlanjur kita keluarkan disaat-saat emosi kita datang. Disaat seorang istri atau suami merasa disakiti pasangannya, tanpa disadari akan keluar cacian makian, baik kepada pasangannya, ataupun musuhnya, semua itu keluar dengan perasaan emosi yang amat sangat, tanpa kita bisa menyadari, dan berusaha mencoba melatih diri kita untuk bisa menahan emosi, karena, Rasulullah bersabda “ Bukanlah dikatakan berani bagi mereka yang dapat mengalahkan musuhnya, yang bisa merasa memang atas sebuah pertikaian, perkelahian ,Yang dikatakan berani itu adalah mereka yang bisa menahan dirinya ketika dalam keadaan marah”. Kita jarang, atau kurang atau bahkan sama sekali tidak menyadari bahwa yang dikatakan sabar atas segala musibah adalah mereka yang bisa bersabar disaat menghadapi problema pertama sekali datang, bukan setelah itu. Hal ini dapat kita lihat dari sebuah hadits, dari cerita seorang ibu yang menghadapi musibah akan kematian keluarganya, saat itu Rasulullah memberikannya nasihat agar bersabar, apa kata perempuan itu pada Rasulullah, ” Anda tidak tau apa-apa”, setelah rasulullah menghilang, diberitahukanlah kepada [perempuan itu bahwa yang menegurnya tadi adalah Rasulullah, dan ia datang kepada Rasulullah, apa jawab Rasulullah”Sesungguhnya dinamakan kesabaran itu adalah sabar ketika menghadapi goncangan yang pertama sekali.” November 17, 2009 - Posted by Ilmu islam, Islam, Pikiran Belum ada komentar.
Dokumentasi Rihlah ARMI/12/2020/Abdul RohimBogor-Terdapat beragam cara untuk menambah eratnya kekeluargaan dalam sebuah organisasi. Salah satunya kegiatan yang didalamnya terdapat hikmah untuk saling menghargai dan memahami. Pembekalan pengurus Asosiasi Remaja Masjid Istiqlal juga berisikan hal baik tersebut. Dalam salah satu kegiatan pembekalan, ada pemaparan pesan kebaikan dari anggota Kaderisasi Pengembangan Sumber Daya Manusia KPSDM, Muhammad Abdul Rozak Thoyyibi. Dalam penyampaiannya, Rozak Thoyyibi berkata bahwa pada hakikatnya semua ibadah adalah doa. “Dan tentunya kita juga tahu tata cara berdoa, seperti memuji Allah Subhanahu Wa Ta’ala, mengucapkan sholawat, dan lainnya.” Cara Memperkuat Doa dengan Keyakinan dan Kejujuran Kemudian, Rozak Thoyyibi juga menyampaikan ada beberapa cara agar doa yang kita haturkan bisa kuat nan kokoh. Sebagaimana perkataan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam, “Intasduqillaha Yasdukka.” yang berarti, “jika engkau jujur kepada Allah, niscaya Allah akan jujur kepadamu.” HR. An-Nasai Dari hadist tersebut, Rozak Thoyyibi mengatakan bahwa dalam berdoa, kita diharuskan memiliki keyakinan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. “Yakin ke Allah, berdoa sesuai dengan isi hati kita yang paling dalam, tidak meragukan kuasaAllah, bahwasannya memang hanya Allah yang maha segala-galanya,” ujar Rozak Thoyyibi, di Bogor, Sabtu 12/12/2020. Disisi lain, Rozak Thoyyibi mengatakan bahwa tanpa sadar terkadang kita pernah membatalkan sebuah doa. “Setelah kita berdoa, setelah kita minta ke Allah, terkadang kita mempertanyakan doa kita, seperti benar atau tidak ya?’, Apa iya benar-benar akan dapat?’, dan semua pertanyaan-pertanyaan pesimistik lainnya yang tanpa kita sadari itu ternyata wujud dari membatalkan doa kita.” Kemudian Rozak Thoyyibi berpesan untuk memiliki keyakinan penuh terhadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dengan begitu pasti segala hal yang kita minta, segala hal yang kita impikan itu, pasti menjadi kenyataan, in syaa Allah. “Seberapa yakin yang perlu digunakan? Jawabannya adalah harus sangat yakin. Allah sendiri juga berfirman, bahwasannya Allah itu sesuai dengan prasangkan hamba-Nya. Ingat lho, Allah sesuai dengan prasangka hamba-Nya, yang penting yakin, kalau sudah yakin semua akan kita dapat, seperti ketenangan, kesabaran, keikhlasan, pasti dapat semuanya,” ujar Rozak Thoyyibi. Kemudian Rozak Thoyyibi melanjutkan, istimewanya kejujuran dan keyakinan dalam berdoa adalah Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan tetap mengabulkan doa yang tidak terlisankan. “Contohnya, ketika saat umat Islam masih berkiblat ke Masjidil Aqsa, saat itu Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam selalu melihat langit, dan ternyata Allah tahu isi hati Rasulullah, dan turunlah Qs. Al-Baqarah Ayat 144.” Adapun arti yang tertulis dalam Qs Al-Baqarah144 ialah sebagai berikut, “Sungguh Kami sering melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang Yahudi dan Nasrani yang diberi Al Kitab Taurat dan Injil memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.” Selain itu, Rozak Thoyyibi mengingatkan, sebagaimana yang kita tahu bahwa ucapan itu adalah doa dan dunia itu selalu berputar. “Maksudnya, setiap kita melakukan sesuatu, pasti hal tersebut akan kembali kepada kita. Setiap kita mengatakan sesuatu, pasti sesuatu tersebut akan berbalik kepada kita.” Maka sesuai dengan sabda Rasulullah, “…fal yaqul khairan au liyasmut,” yang artinya, “berkatalah yang baik atau diam.” “Maka teman-teman, selalulah ucapkan perkataan yang baik, karena setiap perkataan itu adalah doa dan akanberbalik kepada kita juga,” tutup Rozak Thoyyibi. Penulis Nurul FajriyahPenyunting Tim Redaksi Asosiasi Remaja Masjid Istiqlal
– Kata-kata itu dahsyat, kata-kata itu bibit, ketika engkau mengucapkan sesuatu, engkau telah memberikan kehidupan pada kata-kata itu. Berikut uraian yang disampaikan di Radio Suara Muslim Surabaya dalam program Dialog Motivasi Al Quran. Inspirasi surat Al Isra 53; وَقُل لِّعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنزَغُ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلْإِنسَانِ عَدُوًّا مُّبِينًا “Dan katakanlah kepada hamha-hamba-Ku Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik benar. Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” Jika kamu berulang-ulang mengucapkan kata-kata itu, kamu akan dapat mewujudkan dalam kenyataan. Kata yang engkau ucapkan akan berpengaruh besar pada masa depanmu. Ketika kamu berucap dengan sebuah kata, seolah kamu membuat cita-citamu sendiri di masa yang akan datang. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رُضْوَانِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ Dari Abi Hurairah, bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Sesungguhnya seorang hamba yang berbicara dengan kata-kata yang diridhai Allah ’Azza wa Jalla tanpa berpikir panjang, Allah akan mengangkatnya beberapa derajat dengan kata-katanya itu. Dan seorang hamba yang berbicara dengan kata-kata yang dimurkai Allah tanpa berpikir panjang, Allah akan menjerumuskannya ke neraka Jahanam dengan kata-katanya itu”. HR Bukhari, Ahmad, dan Malik. Kebiasaan berbicara baik sudah masuk ke dalam memori otak bawah sadar, sehingga tanpa dipikir panjang pun, yang keluar dari lisannya selalu baik. Keadaan ini merupakan hasil proses pembinaan diri jangka panjang. Allah sangat menghargai perjuangan orang yang membiasakan berbicara baik –yang tentunya diridhai-Nya- dengan senantiasa meningkatkan derajatnya. Sebaliknya, orang yang memiliki kebiasaan berbicara buruk, misalnya suka mencaci, mencela, mengutuk, berghibah, membicarakan aib sahabatnya, dan berkata-kata kotor, kata-kata yang membuat murka Allah, ia telah melakukannya dengan kendali otak bawah sadar. Keadaan seperti ini terjadi karena ia tidak berusaha menghentikannya dan selalu saja membiarkan keluar dari lisannya. Allah berfirman يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًايُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar” Al-Ahzab 70-71. So… saudaraku, jagalah kata-kata dalam ucapanmu, karena hal itu bisa menjadi kenyataan. Supaya hasil kata-kata yang terucap itu baik dalam kenyataan, maka lakukanlah hal ini; 1. Selalu berkata-kata yang baik, positif dan manfaat atau kalau ragu, maka diamlah. مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا، أَوْ لِيَصْمُتْ “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik dan jika tidak maka diamlah.” HR. Bukhari No. 6018 dan Muslim No. 47. إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ مَا فِيهَا يَهْوِى بِهَا فِى النَّارِ أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ “Sesungguhnya ada seorang hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang tidak dipikirkan bahayanya terlebih dahulu, sehingga membuatnya dilempar ke neraka dengan jarak yang lebih jauh dari pada jarak antara timur dan barat”. HR. Muslim No. 2988 Imam Asy-Syafi’i telah berkata, “Jika seseorang menghendaki berbicara, maka sebelum dia berbicara hendaklah berpikir, jika nampak jelas mashlahat-nya dia berbicara, dan jika dia ragu-ragu, maka dia diam sampai jelas mashlahat-nya”. Al-Adzkaar, 2/713-714, karya Imam An-Nawawi, tahqiiq dan takhriij Syaikh Salim Al-Hilaali, penerbit Dar Ibni Hazm, cet. 2, th. 1425 H / 2004 M. 2. Jangan menyakiti saudaramu dengan kata-kata mu. Karena kata-kata yang menyakitkan bisa jadi musibah bagi orang lain dan bagi diri yang berkata-kata. من عيَّر أخاه بذنب لم يمت حتى يعمله “Barang siapa yang mencela saudaranya karena perbuatan dosanya, maka ia tidak mati hingga dia sendiri akan melakukan hal yang sama”. H. R. Tirmidzi Dalam Nashoihul ibad hlm. 65, syeikh Nawawi memuat ucapan dari imam al-Kasa`i dari Bahr Kamil احفظ لسانك ان تقول فتبتلي * ان البلاء موكل بالمنطق “Jaga lisanmu mengucapkan sesuatu, jika tidak ingin terkena musibah * sesunggguhnya bala/musibah terwakilkan pada apa yang diucapkan”. 3. Kata-kata itu adalah doa, maka selalu ingat untuk menjaga kata-kata yang kamu ucapkan. Ingat semua yang engkau ucapkan sudah tercatat oleh malaikat, dan itu akan terwujud dalam kenyatan. مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ “Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir”. QS. Qof 18 Jangan berkata kepada anak-anak kita dengan kata-kata yang buruk misal; “goblok”, “nakal” dll. Wallohu A’lam
setiap perkataan adalah doa